Kecukupan Guru Yang Ahli Adalah Kebutuhan Pokok

Oki Aryono

7/4/20243 min baca

“Seperti sandang-pangan-papan, maka pendidikan yang baik dan guru yang berkualifikasi bagus adalah kebutuhan pokok setiap keluarga di Indonesia” [Dr.(HC).Ir. Abdul Kadir Baraja].

Kebutuhan hidup manusia selalu berkembang dari waktu ke waktu. Apalagi di zaman modern ini kemudian memunculkan kemudahan yang pada hakikatnya memunculkan kebutuhan baru.

Dulu sebelum maraknya perangkat telekomunikasi, orang hanya menggunakan surat. Media komunikasi ini harus diantar langsung ke alamat tujuan. Itulah peran petugas pos yakni mengantar surat.

Dulu Hanya Butuh Sandang, Pangan & Papan

Jauh sebelum ada media tulis, manusia harus mengutus orang lain untuk menyampaikan pesan dari satu tempat ke tempat lain. Dan ini bisa membutuhkan waktu berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan. Seperti pada masa hidup Nabi Muhammad saw.

Pada masa itu, Rasulullah saw mengutus seseorang untuk menyampaikan pesan ke perkampungan lain atau bahkan ke kota lain. Ini dilakukan Nabi saw ketika menjalankan misi dakwah.

Namun setelah ada teknologi komunikasi, muncullah perangkat modern seperti telegraf dan telegram. Isinya pesan singkat. Orang Indonesia menyebutnya pesan kawat. Sebelum menggunakan huruf latin, media ini masih menggunakan sandi Morse.

Telekomunikasi & Pendidikan Kini Jadi Kebutuhan Pokok

Dalam perkerkembangan waktu, perangkat telepon digunakan untuk komunikasi yang lebih jauh dan lebih efektif. Awalnya masih telepon kabel. Kemudian berkembang menjadi telepon nirkabel seperti sekarang ini.

Media komunikasi makin masif dengan munculnya jaringan internet nirkabel. Dan kebutuhan komunikasi ini pun saat ini ditopang saluran internet dan saluran nirkabel.

Tiap orang membutuhkan komunikasi dengan orang lainnya. Semua orang membutuhkan perangkat komunikasi.

Masing-masing menggunakan telepon seluler sebagai media komunikasi. Baik pekerja maupun ibu rumah tangga. Baik orang dewasa maupun pelajar. Tiap orang menggunakan ponsel untuk komunikasi.

Jika dahulu sandang, pangan, papan menjadi kebutuhan pokok, kini bertambah lagi kebutuhan pokok manusia modern: yakni alat komunikasi (telepon).

Kini Tidak Ada Anak Yang Tak Bersekolah

Namun jangan lupa ada kebutuhan pokok justru lebih utama daripada telepon, yaitu kebutuhan sekolah yang baik. Di abad 21 ini, nyaris tidak ada anak yang tidak bersekolah. Kini hampir tidak ditemukan lagi orang yang buta huruf. Minimal bisa membaca, menulis dan berhitung (calistung).

Di Indonesia, sejak era resformasi 1998, telah dicanangkan wajib pendidikan hingga 9 tahun. Artinya minimal setiap anak Indonesia wajib bersekolah hingga jenjang SMP. Jika pada masa Orde Baru, pemerintah mewajibkan pendidikan enam tahun (wajib SD).

Kini setiap pasutri di Indonesia membelanjakan penghasilan mereka untuk mencukupi sandang (pakaian), pangan (asupan), papan (tempat tinggal) dan biaya sekolah untuk putra-putrinya. Dan tiap orangtua berharap bisa menempatkan sekolah yang baik untuk buah hatinya.

Mengapa Guru Harus Bermutu Bagus? Ini Alasannya

Sekolah yang baik menjadi hajat hidup mendasar tiap warga negara. Karena dengan pendidikan yang bermutu baik, setiap warga negara akan mampu berdikari, mandiri, berdiri di atas kakinya sendiri, tidak bergantung pada pemberian pihak lain dan bahkan dia menjadi kebanggaan bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya.

Jika sekolah yang bermutu itu menjadi kebutuhan pokok, maka ketersediaan guru yang cakap menjadi hajat tiap pelajar di Indonesia. Apa jadinya wajah negeri ini bila guru-guru yang tersedia justru guru yang berkualifikasi rendah?

Seperti apa masa depan bangsa ini jika korps guru malah berasal dari SDM yang tidak berkompeten? Bukankah peradaban suatu kaum ditentukan oleh kualitas guru dan para pendidiknya?

Tentu para orangtua menginginkan guru-guru terbaik bagi anak-anaknya. Dari sini kita bisa simpulkan, bahwa kecukupan guru yang berkualifikasi bagus itu kebutuhan pokok tiap keluarga di negeri ini.

Baca juga: Gaji Guru Sangat Tidak Layak, Sehingga Banyak Guru Terjerat Pinjol

Agar Guru Mumpuni Juga Mengajar Yang Miskin & Kaya

Dengan ketersediaan guru yang terstandar dan berkompeten akan menjadi memenuhi hajat hidup tiap keluarga di negeri ini. Ini menjadi kebutuhan pokok, baik bagi keluarga ekonomi maupun keluarga ekonomi bawah.

Agar tidak ada kesenjangan yang mencolok, bahwa guru ahli dan sekolah bagus hanya untuk keluarga kaya saja. Bahwa keluarga lapis bawah pun sangat berharap mendapat guru yang bagus untuk anak-anaknya agar mereka bisa meningkatkan garis kehidupannya kelak.

Supaya anak-anak dari keluarga miskin nantinya naik tingkat dan menjadi lebih baik penghidupannya dengan bersekolah yang baik lalu dibimbing guru yang mumpuni dengan biaya sekolah yang terjangkau.

Karena anak cerdas tidak hanya berasal dari keluarga kaya saya, bisa jadi anak cemerlang dari keluarga miskin. Karena anak cerdas itu dipengaruhi dari faktor genetik/keturunan, tak pandang kaya atau miskin ayah ibunya.

Inilah Wujud Nyata Dari Sila Kelima, Bukan Hanya Slogan

Maka kesempatan yang sama harus diberikan kepada semua lapisan masyarakat. Maka ketercukupan guru yang ahli menjadi kebutuhan pokok setiap keluarga di Tanah Air ini.

Bahkan kalau perlu sekolah bagus dengan guru yang ahli itu bebas biaya terkhusus bagi keluarga yang tidak mampu. Bukankah ini wujud dari sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia?

Dan salah satu wujud nyata sila ke-5 adalah guru yang baik untuk setiap pelajar Indonesia, tidak memandang tingkat ekonomi ayah-ibu atau walinya.

Ditulis oleh Oki Aryono, jurnalis yang tinggal di Sidoarjo. Artikel ini merupakan penjabaran dari pokok pikiran Dr.(HC).Ir. Abdul Kadir Baraja, Pembina Yayasan Guru Mulia Indonesia.

Foto: pixabay